Profil Presiden Iran: Ebrahim Raisi
Ebrahim Raisi adalah Presiden Iran ke-8, yang mulai menjabat pada 5 Agustus 2021. Sebagai seorang politikus dan ulama konservatif, Raisi memainkan peran penting dalam politik Iran, membawa pandangan yang kuat terhadap kebijakan dalam negeri dan luar negeri.
Latar Belakang dan Pendidikan
Ebrahim Raisi lahir pada 14 Desember 1960 di Mashhad, sebuah kota suci di Iran. Ia tumbuh dalam keluarga religius yang sangat mempengaruhi pendidikannya. Raisi menempuh pendidikan di seminari Islam di Qom, salah satu pusat pendidikan keagamaan utama di Iran, di mana ia belajar di bawah bimbingan ulama terkenal, termasuk Ayatollah Ali Khamenei, yang kemudian menjadi Pemimpin Tertinggi Iran.
Karier Hukum dan Politik
Raisi memulai karier hukum pada usia muda, menjadi jaksa di berbagai kota sebelum akhirnya menduduki posisi penting di pengadilan tinggi Iran. Pada tahun 2016, ia diangkat sebagai Ketua Astan Quds Razavi, sebuah organisasi amal besar yang mengelola tempat suci Imam Reza di Mashhad. Pengangkatan ini memperkuat pengaruhnya di kalangan konservatif dan meningkatkan profil publiknya.
Kampanye Presiden dan Pemilihan
Ebrahim Raisi pertama kali mencalonkan diri dalam pemilihan presiden Iran pada tahun 2017, tetapi kalah dari petahana, Hassan Rouhani. Namun, ia kembali mencalonkan diri pada pemilihan presiden tahun 2021. Kampanyenya berfokus pada pemberantasan korupsi, reformasi ekonomi, dan mempromosikan nilai-nilai Revolusi Islam. Dengan dukungan kuat dari Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, Raisi memenangkan pemilihan dengan mayoritas suara.
Kebijakan Domestik dan Luar Negeri
Sebagai Presiden, Raisi berjanji untuk memperbaiki kondisi ekonomi Iran yang terkena dampak sanksi internasional dan pandemi COVID-19. Kebijakan ekonominya berfokus pada peningkatan produksi domestik, mengurangi ketergantungan pada minyak, dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Di kancah internasional, Raisi menegaskan komitmennya terhadap kesepakatan nuklir Iran (JCPOA) sambil menuntut pencabutan sanksi ekonomi yang diberlakukan oleh Amerika Serikat. Hubungannya dengan negara-negara regional, terutama tetangga seperti Irak dan Suriah, tetap menjadi prioritas dalam kebijakan luar negerinya.
Pandangan Ideologis
Sebagai seorang ulama konservatif, Raisi dikenal dengan pandangan tegas terhadap nilai-nilai Revolusi Islam dan penegakan hukum syariah. Ia juga menekankan pentingnya kemandirian Iran dari pengaruh asing dan sering mengkritik Barat atas campur tangannya dalam urusan internal Iran.
Kesimpulan
Ebrahim Raisi membawa pengalaman luas di bidang hukum dan administrasi publik ke jabatannya sebagai presiden. Dengan latar belakang religius yang kuat dan dukungan dari kalangan konservatif, ia menghadapi tantangan besar dalam mengelola ekonomi yang sulit dan dinamika politik internasional yang kompleks. Kepemimpinannya akan sangat menentukan arah masa depan Iran di tahun-tahun mendatang.
luas di bidang hukum dan administrasi publik ke jabatannya sebagai presiden. Dengan latar belakang religius yang kuat dan dukungan dari kalangan konservatif, ia menghadapi tantangan besar dalam mengelola ekonomi yang sulit dan dinamika politik internasional yang kompleks. Kepemimpinannya akan sangat menentukan arah masa depan Iran di tahun-tahun mendatang.